Main » 2010»May»5 » Harta Karun Peninggalan Kerajaan SRIWIJAYA
11:20 AM
Harta Karun Peninggalan Kerajaan SRIWIJAYA
Harta Karun Rp 720 Miliar Dilelang Rabu
Kompas
- Senin, 3 Mei
JAKARTA, KOMPAS.com - Ribuan potong
batu permata, rubi, emas, dan keramik Kerajaan Tiongkok, serta perkakas gelas
Kerajaan Persia, senilai lebih kurang Rp 720 miliar, dilelang di Jakarta, Rabu
(5/5/2010). Harta karun tersebut ditemukan dari bangkai kapal berusia 1.000
tahun di perairan Cirebon, Jawa Barat.
Luc Heymans, seorang pemburu harta
karun bawah laut, mengatakan, itu merupakan temuan terbesar di Asia yang setara
dengan temuan harta kapal jenis Galeon Spanyol Atocha yang tenggelam di
perairan Florida, Amerika Serikat, tahun 1622, yang menggegerkan dunia.
Demikian disebutkan kantor berita AFP, Minggu. Harta karun di perairan Cirebon
itu semula ditemukan tersangkut jaring nelayan.
”Temuan ini berasal dari sekitar
tahun 976 Masehi. Ketika itu, perdagangan dan pelayaran antara Jazirah
Arab-India-Sumatera dan Jawa sangat ramai,” tutur Heymans.
Menurut Heymans, diduga ada pejabat
tinggi Kerajaan Tiongkok yang menumpang kapal bermuatan harta karun yang
ditemukan itu. Pasalnya, kapal yang belum diketahui namanya itu memuat banyak
keramik khusus milik Kerajaan Tiongkok.
Heymans dan tim menyelam sebanyak
22.000 kali untuk mengangkut harta dengan jumlah 11.000 mutiara, 4.000 rubi,
400 safir merah, dan 2.200 batu akik merah. Selain itu, ditemukan pula vas
terbesar dari Dinasti Liao (907-1125 Masehi) dan keramik Yue dari era lima
dinasti (907-960) dengan warna yang khusus digunakan untuk perkakas kekaisaran.
Harta karun itu diangkat dari dasar laut sejak Februari 2004 hingga Oktober
2005.
Pelaksana Tugas Direktur Kelautan
Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Sudirman Saad, yang juga Sekretaris Jenderal
Panitia Nasional Pengangkatan dan Pemanfaatan Benda Berharga asal Muatan Kapal
Tenggelam, yang sedang berada di Ambon, Minggu, mengatakan, pelelangan untuk
271.381 keping benda berharga muatan kapal tenggelam yang diangkat dari
perairan Cirebon dilakukan pada tanggal 5 Mei 2010. Pelelangan dilakukan
melalui Kantor Piutang Kekayaan Negara dan Lelang Jakarta III dan terbuka untuk
pasar internasional.
Koleksi artefak itu berasal dari era
lima dinasti Tiongkok yang hanya berkuasa selama 53 tahun, meliputi Dinasti
Liang (907-923), Tang (923-936), Jin (936-947), Han (947-951), dan Zhou
(951-960). Selain itu, ditemukan juga artefak kerajinan gelas berasal dari
Kerajaan Sasanian (Persia) dan Rock Crystal peninggalan Dinasti Fatimiyah
(909-1711) yang berpusat di Mesir modern.
Hasil pelelangan benda berharga itu
diharapkan mencapai 100 juta dollar AS, dibagi rata antara pemerintah dan
perusahaan yang melakukan eksplorasi. Pengangkatan benda berharga muatan kapal
tenggelam di Cirebon yang berlangsung sejak Februari 2004 hingga Oktober 2005
itu dilakukan oleh PT Paradigma Putra Sejahtera, bekerja sama dengan Cosmix
Underwater Research Ltd, dengan izin Pemerintah Indonesia.
Museum bawah laut
Fenomena penemuan ribuan artefak
bawah laut yang menggambarkan jejak kejayaan maritim Indonesia pada masa lampau
sudah saatnya mendorong pemerintah untuk mendirikan museum bawah laut serta
membangun museum bahari pada lokasi-lokasi eks kerajaan bahari.
Sudirman mengemukakan, sudah saatnya
Indonesia memiliki museum artefak bawah laut yang menjadi bukti jejak kejayaan
maritim Nusantara pada abad silam. Museum itu tidak hanya menampilkan nilai
sejarah kapal beserta isinya, tetapi juga kemajuan budaya kerajaan-kerajaan di
Nusantara.
”Museum itu bisa menggambarkan nilai
sejarah kapal beserta peninggalannya, kerajaan Indonesia, atau negara lain yang
pernah bermitra dengan kerajaan kita pada masa lampau,” ujarnya.
Kendati demikian, ujar Sudirman,
keinginan itu terbentur kapasitas negara yang tidak memadai, baik sumber daya
manusia maupun pembiayaan. Oleh karena itu, pemerintah perlu membuka diri
terhadap Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO)
guna membicarakan kemungkinan pembangunan museum bawah laut, kriteria lokasi,
pemeliharaan, dan pengawasannya.
Dari potensi ratusan titik benda
berharga muatan kapal tenggelam di perairan Indonesia, perlu diseleksi lokasi
yang paling tepat untuk museum bawah laut. Dengan demikian, benda-benda
peninggalan di museum itu kelak dapat dinikmati sebagai obyek wisata bahari.
Di sisi lain, perlu dibangun museum
bahari di beberapa wilayah eks kerajaan maritim Nusantara guna menyimpan
koleksi artefak bawah laut yang telah diangkat. ”Dengan diangkat ke permukaan,
masyarakat umum dapat mengetahui jejak peninggalan sejarah maritim,”
ujarnya.(LKT/ONG)
Ini menandakan betapa leluhur kita adalah orang yang luar biasa. jadi kenapa kini bangsa jadi malas ? Pejabat mau duduk saja dengan menghitung gumpalan rupiah dan dollar. Sementara kesenjangan ekonomi masih kuat lantaran tiap detik lahir koruptor baru. Inikah keadilan ? Inikah kemakmuran ? Inikah tujuan reformasi yang dulu para tokoh berkoar-koar untuk rakyat ? buktinya ? mental seperti itu hanya dapat diselesaikan dengan pedang .. !